Rabu, 21 Maret 2018

Bahaya Penyakit Difteri bagi Kesehatan Tubuh

Tags


Akhir-akhir ini masyarakat kita dihebohkan dengan berita atau kejadian yang sedang marak terjadi dibeberapa wilayah Indonesia yang terjangkit wabah penyakit difteri. Menurut para ilmuwan, Difteri adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh kuman atau bakteri berbentuk batang yang disebut Corynebactuirum Dyphtheria. Kuman ini sangat menular, umumnya penyakit ini menyerang selaput lendir dan tenggorokan. Namun, kuman ini juga bisa menginfeksi kulit sehingga kulit menjadi nyeri kemerahan bahkan sampai menimbulkan bisul.

Penyakit Difteri adalah salah satu penyakit menular yang sedang booming  terjadi di negeri ini. Penyakit ini biasanya menyerang anak-anak khususnya balita, namun tidak menutup kemungkinan orang dewasa pun akan terjangkit penyakit ini. Penularan penyakit ini dapet terjadi antara manusia satu dengan manusia lainnya melalui partikel udara seperti bersin dan batuk. Dan bisa juga menular melalui kontak langsung melalui benda pribadi yang sudah terkontaminasi, misalnya minum dari gelas bekas orang yang belum dicuci yang sudah terinfeksi penyakit ini.

Penyakit difteri adalah salah satu penyakit menular yang mematikan bahkan samapai menimbulkan kematian. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) belum lama ini telah mengeluarkan data Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit difteri per November 2017. Dari seluruh provinsi yang ada di Negeri kita ini, Provinsi Jawa Timur berada diurutan pertama dengan jumlah kasus sebanyak 271 kasus dan 11 kematian. Provinsi Jawa Barat berada diperingkat selanjutnya dengan jumlah kasus sebanyak 95 kasus dan 10 kematian. Hal ini sebagaimana yang telah dikabarkan dalam sebuah kabar berita. Oleh karena itu sudah sepantasnya kita mewaspadai penyakit ini, khususnya bagi Anda yang memiliki anak-anak agar lebih mewaspadai dan memproteksi anak Anda dari kemungkinan terkena penyakit mematikan ini.

Resiko terjangkit penyakti difteri akan tinggi apabila seseorang tinggal di lingkungan yang tidak sehat, kotor dan penuh sesak, memiliki gangguan sistem kekebalan (seperti penyakit AIDS), bepergian ke tempat yang sudah terinfeksi difteri dan tidak mendapatkan vaksin pencegahan terbaru. Dengan demikian faktor-faktor diatas harus kita hindari semaksimal muncul untuk terhindar dari resiko terkena penyakit Difteri.

Setiap penyakit tidak akan muncul begitu saja tanpa diawali gejala atau tanda-tanda, begitu pula difteri memiliki tanda-tanda yang penting untuk kita pelajari. Berikut ini adalah tanda-tanda penyakit difteri :

1. Demam Tinggi

Gejala atau tanda seseorang menderita penyakit difteri yaitu penderita mengalami demam tinggi disertai dengan menggigil

2. Kesulitan Bernapas

Kemudian gejala selanjutnya adalah penderita akan kesulitan bernapas, napas menjadi pendek sepeti terengah-engah. Penderita mengalami kesulitan bernapas karena saluran pernapasan tertutup oleh selaput putih keabu-abuan yang dinamakan dengan selaput pseudomembran.

3. Suara Menjadi Serak

Penderita penyakit ini akan mengeluarkan suara serak seperti orang yang sedang mengorok ketika tidur. Hal ini disebabkan karena sistem pernapasan penderita yang terganggu.

4. Tenggorokan Terasa Sakit

Gejalan selanjutnya yaitu penderita akan mengalami sakit pada tenggorokannya ketika menelan sesuatu. Sakitnya tenggorokan karena penyakit ini menginfeksi bagian faring sampai bagian ini terluka, karena hali tersebut tenggorokan akan sakit jika dilakukan untuk menelan.

5. Leher Berubah Menjadi Bengkak

Penyakit ini akan terlihat semakin parah jika si penderita sudah mengalami gejala yang satu ini yaitu leher berubah menjadi bengkak. Hal ini dikarenakan terjadi pembengkakan pada kelenjar getah bening dan limpa.

6. Batuk dan Pilek

Jika penderita mengalami batuk dan pilek yang tidak biasa maka ini harus diwaspadai, biasanya batuk dan pilek si penderita itu disertai dengan darah. woow serem ya guys.

7. Detak Jantung yang Tak Normal

Lalu gejala yang terakhir penyakit ini yaitu detak jantung yang tidak normal. lho maksudnya gimana ya? maksudnya, detak jantung penderita penyakit difteri biasanya berdetak lebih cepat dan kencang daripada detak jantung orang sehat.



Itulah beberapa gejala atau tanda-tanda penyakit difteri guys, biasanya tanda-tanda tersebut akan muncu 2-5 hari setelah penderita terinfeksi penyakit ini. Kalau ada diantara tanda-tanda tersebut yang muncul maka secepatnyalah pergi ke puskesmas atau rumah sakit untuk diperiksa dan diobati sebelum penyakit ini semakin parah. Difteri yang tak segera diobati dapat menyebabkan komplikasi fatal ayang berujung pada kematian. Jangan sampai kita dan keluarga kita terinfeksi atau tertular penyakit ini ya guys.

Setelah penderita pergi ke dokter, maka dokter secepat mungkin akan menangani penyakit ini karena penyakit ini adalah penyakit yang sangat serius. Dokter sebelumnya akan melakukan diagnosis melalui wawancara dan pemeriksaan fisik, namun ada cara yang lebih efektif yaitu identifikasi dengan flourescent antibody technique. Fluorescent antibody technique adalah alat diagnostik dimana pewarna fluorescent ditambahkan ke dalam jaringan yang mengandung anti gen. hasilnya menyebabkan wilayah yang ditargetkan bersinar dengan sinar ultraviolet yang bisa dilihat dengan mikroskop fluorescent.


Selain pengobatan, bagi Anda yang tidak terinfeksi penyakit ini (jangan sampai deh ya guys) alangkah baiknya untuk melakukan cara pencegahan sesuai dengan yang telah disarankan oleh para ahli diantaranya oleh Ikatan Dokter Seluruh Indonesia. Pencegahan tersebut yaitu dengan melakukan vaksinasi atau yang dikenal dengan istilah imunisasi DPT (Difteri, Pertusis dan Tetanus) di puskesmas atau rumah sakit setempat. Ketentuan melakukan imunisasi DPT adalah sebagai berikut :

  • Apabila belum pernah mendapat DPT, maka harus mendapatkan imunisasi primer sebanyak tiga kali dengan interval masing-masing 4 minggu
  • Jika imunisasi belum lengkap, maka harus dilengkapi. Jika imunisasi primer telah lengkap (umur < 1 tahun), maka lakukan imunisasi ulangan 1 kali.
  • Sebaiknya imunisasi dilakukan sejak bayi berusia 2 bulan sampai 6 tahun
Setelah mendapatkan imunisasi DP, efek seperti demam, nyeri dan bengkak di area bekas suntikan itu adalah hal yang wajar. Keadaan tersebut akan hilang sendirinya setelah beberapa hari. Jika memang dirasa perlu minum obat, maka minumlah parachetamol atau obat penurun panas dengan dosis sesuai usia. Namun, jika setelah beberapa keadaan tidak membaik, maka segera datang ke puskesmas atau rumah  sakit terdekat.

















Artikel Terkait

This Is The Newest Post

Silahkan komentar pada kolom dibawah ini, kritik dan saran Anda sangat diharapkan demi kemajuan blog ini.
EmoticonEmoticon